Pendekatan Fenomenologi pada Penelitian Kualitatif
Sekilas Mengenai Pendekatan Fenomenologi
Fenomenologi
merupakan salah satu pendekatan dari penelitian kualitatif yang berusaha
mencari esensi makna dari suatu kejadian yang dialami oleh beberapa individu.
Jenis dari studi fenomenologi ada dua yaitu :
a. |
Fenomenologi hermeneutic, berfokus dalam menafsirkan teks-teks
kehidupan dan pengalaman hidup. |
b. |
Fenomenologi tansendental, peneliti berusaha meneliti suatu
fenomena dengan mengesampingkan prasangkan terhadap fenomena tersebut |
Prosedur dalam studi ini dikenal sebagai
epoche (pengurungan), yaitu suatu
proses dimana peneliti harus mengesampingkan seluruh pengalaman sebelumnya
untuk memahami sedalam mungkin pengalaman yang dialami oleh partisipan.
Sementara tahap analisisnya berupa analisis horizonalisasi,
dimana peneliti berusaha meneliti data dengan menyorot
pertanyaan-pertanyaan penting dari masing-masing partisipan untuk menyediakan
pemahaman dasar dari fenomen tersebut.
Ulasan Contoh Artikel dengan
Pendekatan Fenomenologi
Level Berpikir
Kreatif Siswa SMP dalam Menyelesaikan Masalah Matematika dengan Pendekatan Realistic Mathematics Education
Oleh : Eko Syaiful Anwar, Teguh Wibowo,
Isnaeni Maryam
PENDAHULUAN
Kreativitas merupakan salah satu hal
penting yang berguna untuk menyelesaikan soal-soal matematika yang menuntut
siswa untuk berpikir kritis. Dengan kreativitas ini diharapkan siswa dapat
mengemukakan ide-ide baru dalam menganalisis dan menyelesaikan permasalahan.
Kemampuan ini sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika yang melatih
kemampuan siswa untuk berpikir kritis, kreatif, sistematis, dan logis, serta
mampu bekerjasama.
Sebagian besar pembelajaran matematika
di sekolah saat ini hanya mengedepannkan sistem hafalan dan menerapkan rumus.
Hal ini sebenarnya tidak cocok dengan materi pembelajaran matematika yang luas.
Salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang mampu mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif siswa adalah Realistic
Mathematics Education (RME). Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan
penelitian ini adalah mengetahui bagaimana level berpikir kreatif siswa dalam
menyelesaikan masalah matematika dengan pendekatan RME.
METODE
PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas VIII C SMP N 6 Purworejo yang diambil menggunakan teknik purposive Subjek dibagi menjadi dua
kategori yaitu siswa dengan kemampuan kognitif tinggi dan siswa dengan
kemampuan kognitif rendah yang telah direkomendasikan oleh guru mata pelajaran.
Sumber data ada dua yaitu sumber data primer dan sekunder. Data primer berupa
hasil ter berpikir kreatif siswa dan hasil wawancara. Data sekunder berupa
catatan lapangan dan dokumentasi berupa foto, video, dan hasil penilaian Tengah
Semester (PTS).
Instrumen utama merupakan peneliti itu
sendiri. Instrumen tes yang digunakan berupa saol berpikir kreatif siswa dengan
materi bangun ruas sisi datar yang bentuk uraian. Pedoman wawancara dibuat
untuk menembukan informasi yang tidak tersampaian pada hasol tes. Uji keabsahan
data menggunakan triangulasi teknik yaitu membandingkan hasol tes, hasil
wawancara, dan hasil catatan lapangan. Analisis data menggunakan langkah
analisis Miles & Huberman yaitu (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan
(3) menyimpulkan.
HASIL
Peneliti menggunakan indikator dan level kreativitas
yang dicetuskan oleh Siswono. Indikator kemampuan kretif yaitu : (1) kefasihan,
(2) fleksibilitas, dan (3) kebaruan (novelty),
sedangkan level kemampuan kreatif menurut siswono yaitu
Level Kemampuan Berpikir Kreatif |
Karakteristik |
Level 0 (tidak
kreatif) |
Siswa tidak
mampu menunjukkan ketigas aspek indicator
berpikir kreatif |
Level 1
(kurang kretif) |
Siswa mampu
menunjukkan kefasihan dalam memecahkan masalah |
Level 2 (
cukup kreatif) |
Siswa mampu
menunjukkan fleksibilitas atau kebaruan dalam memecahkan masalah |
Level 3
(kreatif) |
Siswa mampu
menunjukkan kefasihan dalam kebaruan atau kefasihan dan fleksibilitas dalam
memecahkan masalah |
Level 4
(sangat kreatif) |
Siswa mampu
menunjukkan kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan dalam memecahkan masalah |
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan
didapatkan hasil bahwa :
1. |
Siswa dengan
kemampuan kognitif tinggi memiliki level berpikir kreativ pada level 3
(kreatif). |
2. |
Siswa dengan
kemampuan kognitif tinggi mampu memenuhi 2 indikator yaitu kefasihan dan
fleksibilitas. |
SARAN
Saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut
:
1. |
Guru sebaiknya
lebih banyak memberikan latihan soal –soal terbuka, sehingga siswa dapat
mengambangan kemampuan berpikir reatif. |
2. |
Pelaksanaan
pembelajaran dengan pendekatan RME untuk dapat ditiingkatkan lagi menggunakan
medel-model matematika yang bervariasi. |
SUMBER :
Creswell, John
W. 2015. Penelitian Kualitatif & Desain Riset MEMILIH DI ANTARA LIMA
PENDEKATAN. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Anwar, E. S., Wibowo, T., & Maryam, I. (2020). Level
Berpikir Kreatif Siswa SMP Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Dengan. 7(2),
59–67.
Diunduh dari : https://ejournal.stkipbbm.ac.id/index.php/mtk/article/viewFile/488/436
Diakses pada 10/12/2020
Komentar
Posting Komentar